BIAS (BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH)

 

Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit menular dengan memberikan “vaksin” sehingga terjadi imunitas (kekebalan) terhadap penyakit tersebut.

 

Manfaat imunisasi bagi bayi dan anak jauh lebih besar dibandingkan risiko efek sampingnya. Melindungi tubuh bayi / anak dari serangan dan ancaman bakteri / virus penyakit tertentu, mencegah anak dari tertular penyakit yang disebabkan oleh bakteri / virus serta meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit-penyakit tertentu dan meningkatkan status kesehatan bayi / anak yang berdampak pada kualitas tumbuh kembang dan produktivitas sumber daya manusia di masa depan. 

 

APA ITU BIAS?

BIAS adalah singkatan dari Bulan Imunisasi Anak Sekolah.

Pemberian imunisasi pada anak usia sekolah dasar atau disebut BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) adalah pemberian imunisasi lanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan perlindungan terhadap penyakit campak, rubella, difteri, tetanus dan kanker serviks.

 

Program BIAS sangat penting, karena sejak anak mulai memasuki usia sekolah dasar terjadi penurunan kekebalan yang diperoleh saat imunisasi ketika bayi. Oleh karena itu pemerintah menyelenggarakan imunisasi ulangan pada anak usia sekolah dasar sederajat yang pelaksanaanya serentak di Indonesia dengan nama BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)

 

Sasaran pelaksanaan BIAS adalah anak kelas 1 , 5 dan 6. Anak kelas 1 akan mendapatkan imunisasi MR dan DT, anak kelas 5 dan 6 akan mendapatkan imunisasi Td, sedangkan anak Perempuan kelas 5 dan 6 akan mendapatkan imunisasi HPV.

 

BIAS dilaksanakan setiap tahunnya dengan sasaran seluruh anak-anak usia sekolah dasar khususnya di SDN Cikerut yang dilakukan Hari Jumat, 9 Agustus 2024 oleh Para Tenaga Medis Puskesmas Kecamatan Cibeber

Pelaksanaan BIAS di SDN Cikerut

 

TANYA JAWAB SEPUTAR IMUNISASI

 

BIAS Td DT untuk kelas berapa?

Sasaran pelaksanaan BIAS Tahun ini adalah anak kelas 1,  5 dan 6. Anak kelas 1 akan mendapatkan imunisasi MR dan DT, anak kelas 5 dan 6 akan mendapatkan imunisasi Td, sedangkan anak Perempuan kelas 5 dan 6 akan mendapatkan imunisasi HPV.

 

Apa perbedaan DT dan Td ?

Imunisasi DT (Diphteria Tetanus) adalah imunisasi yang diberikan untuk mencegah beberapa penyakit infeksi seperti difteri, tetanus, dan batuk rejan (pertussis). Sedangkan imunisasi TD (Tetanus Diphteria) merupakan imunisasi lanjutan dari imunisasi DT agar anak semakin kebal dengan ketiga penyakit tersebut.

Apa saja yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi?

Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Imunisasi

  • Jangan mengoleskan salep ke tempat area kulit bekas suntikan
  • Jangan menekan area suntikan
  • Hindari aktivitas fisik berlebihan

Bolehkah memberi paracetamol setelah imunisasi?

Jika bayi/anak mengalami gejala flu seperti pilek dan demam ringan usai imunisasi, itu menunjukkan bahwa sistem kekebalannya merespons dan membangun sel kekebalan terhadap penyakit apa pun yang telah diimunisasi kepadanya.

Oleh karena itu, sebenarnya demam ini pertanda positif, Berikan parasetamol pada Si Kecil hanya jika ia mengalami demam di atas 38.5 °C, atau jika si anak benar-benar merasakan sedang tidak enak badan. Berikan obat peringan rasa sakit seperti ibuprofen ataupun paracetamol, meski tetap harus disesuaikan dengan resep dari dokter/petugas.

Jika pada saat balita sudah diimunisasi lengkap, apakah di sekolah perlu diimunisasi lagi ? Mengapa perlu ?

Imunisasi yang perlu diberikan ulangan pada sekolah pada sekolah dasar yaitu imunisasi campak dan DT (kelas 1), Banyak anak yang sudah divaksinasi waktu bayi ternyata pada umur 5 -7 tahun 28,3 % diantaranya masih terkena campak. Pada umur >10 tahun masih dijumpai kasus difteria. Untuk pemberantasan tetanus neonatorium sedikitnya dibutuhkan 5 kali suntikan tetanus toksoid sejak bayi sampai dewasa, sehingga kekebalan pada umur dewasa akan berlangsung sekitar 20 tahun lagi

Bayi sedang pilek batuk bolehkah di imunisasi ?

Boleh. Batuk pilek ringan tanpa demam boleh diimunisasi, kecuali bila bayi sangat rewel, imunisasi dapat ditunda 1 – 2 minggu kemudian.

Apakah imunisasi menyebabkan anak menderita autisme ?

Sampai saat ini belum ada bukti yang menyokong bahwa imunisasi (jenis imunisasi apapun) dapat menyebabkan autisme. Baik Badan Kesehatan Dunia (WHO) maupun Departemen Kesehatan & Kesos RI tetap merekomendasikan pemberian semua imunisasi sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Pada dasarnya, anak demam pasca imunisasi DT adalah efek samping yang wajar karena hal tersebut termasuk dalam bentuk respons tubuh anak untuk membentuk sistem kekebalan baru dari vaksin yang disuntikkan.

Jika anak mengalami demam pasca imunisasi DT, terdapat beberapa perawatan mandiri di rumah yang bisa dilakukan, di antaranya adalah:

Kompres dengan air dingin pada area bekas suntikan.

Mencukupi kebutuhan cairan tubuh anak (dengan ASI atau air buah).

Mengenakan pakaian yang nyaman untuk si kecil.

Memberikan obat penurun panas sesuai resep dokter.