Apa Maksudnya?

Disiplin positif adalah pendekatan yang menekankan pada pengembangan perilaku baik melalui penguatan positif, bukan dengan hukuman. Untuk guru, disiplin positif berarti menciptakan lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan, di mana murid merasa dihargai dan didukung. Guru perlu berkolaborasi dengan pendidik lain untuk memperkaya proses pembelajaran dan mengembangkan kegiatan yang mendorong interaksi positif antar murid.

Bagi murid, disiplin positif membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial seperti empati dan kemampuan komunikasi. Dengan pendekatan ini, murid diajarkan untuk memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan bertanggung jawab atas perilaku mereka. Ini juga mendorong mereka untuk berpartisipasi aktif dalam perencanaan pembelajaran, sehingga mereka merasa memiliki andil dalam proses belajar.

Disiplin positif juga berfokus pada pengembangan karakter dan kompetensi murid sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Dengan menekankan nilai-nilai seperti keimanan, akhlak mulia, dan tanggung jawab sosial, murid diajarkan untuk peduli terhadap isu di lingkungan sekitar mereka. Hal ini akan membentuk mereka menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi.

7 Pembiasaa  dengan Displin positif

Disiplin dapat diimplementasikan melalui tujuh pembiasaan yang mendukung pengembangan karakter murid dalam konteks “Anak Hebat Indonesia”. Berikut adalah tujuh pembiasaan tersebut:

1. Bersikap Jujur: Murid diajarkan untuk selalu bersikap jujur dan berani menyampaikan kebenaran. Ini penting untuk membangun integritas dan kepercayaan dalam hubungan sosial. Dengan memahami konsekuensi dari tindakan mereka, murid dapat belajar untuk bertanggung jawab atas perkataan dan perbuatan mereka.

2. Merawat Diri: Pembiasaan ini mencakup menjaga kebersihan dan kesehatan fisik, mental, dan spiritual. Murid diajarkan untuk memiliki rutinitas harian yang sehat, seperti membersihkan diri dan menjaga pola makan yang baik. Ini membantu mereka untuk lebih disiplin dalam menjaga kesehatan.

3. Menghargai Aturan Agama dan Sosial: Murid perlu menyadari pentingnya aturan agama dan sosial sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami dan menerapkan aturan ini secara bijak, mereka dapat berkontribusi positif terhadap masyarakat.

4. Mengenali dan Mengelola Emosi: Pembiasaan ini mengajarkan murid untuk mengenali, mengekspresikan, dan mengelola emosi mereka. Dengan cara ini, mereka dapat membangun hubungan sosial yang sehat dan menghindari konflik.

5. Berpartisipasi dalam Kegiatan Fisik: Murid diajarkan untuk aktif dalam berbagai kegiatan fisik, yang tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan tetapi juga membantu mereka belajar tentang kerja sama dan disiplin dalam tim.

6. Menjaga Kebersihan Lingkungan: Selain merawat diri, murid juga diajarkan untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Ini mencakup tindakan sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan ruang kelas.

7. Membangun Rasa Bangga sebagai Anak Indonesia: Murid diajarkan untuk mengenali identitas dan budaya mereka sebagai anak Indonesia. Ini membantu mereka untuk merasa bangga dan bertanggung jawab terhadap negara dan lingkungan mereka.

Bagaimana Guru menerapkannya? 

Dengan menerapkan tujuh pembiasaan ini, diharapkan murid dapat tumbuh menjadi individu yang disiplin, bertanggung jawab, dan memiliki karakter yang baik.

Siap. Implementasi disiplin positif bagi guru dapat dilakukan dengan beberapa langkah yang mendukung suasana belajar yang menyenangkan dan efektif. Berikut adalah beberapa cara yang dapat diterapkan:

1. Menciptakan Suasana Belajar yang Positif Guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang gembira, menarik, dan aman. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur ruang kelas yang nyaman dan menyenangkan, serta memastikan bahwa semua murid merasa diterima dan tidak ada yang mengalami perundungan.

2. Variasi Metode Pembelajaran: Menggunakan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi sangat penting. Guru harus mempertimbangkan aspirasi dan minat murid, serta tidak terbatas hanya pada pembelajaran di dalam kelas. Misalnya, guru dapat membawa murid keluar kelas untuk belajar dari lingkungan sekitar, seperti melakukan diskusi di taman sekolah.

3. Mengakomodasi Keberagaman: Guru harus peka terhadap keberagaman yang ada di dalam kelas, termasuk gender, budaya, bahasa daerah, agama, dan karakteristik murid. Dengan memahami perbedaan ini, guru dapat menyesuaikan pendekatan dan aktivitas pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan setiap murid.

4. Asesmen Awal: Melakukan asesmen awal untuk memahami karakteristik murid sangat penting. Data yang diperoleh dapat digunakan sebagai dasar untuk merancang variasi aktivitas pembelajaran yang lebih efektif dan relevan bagi murid.

5. Menanyakan Perasaan Murid: Di awal pembelajaran, guru dapat menanyakan perasaan murid dengan cara yang interaktif, seperti menggunakan emoticon atau metode lain yang menyenangkan. Ini membantu guru untuk memahami suasana hati murid dan menyesuaikan pendekatan pembelajaran.

6. Menggunakan Permainan dalam Pembelajaran: Mengintegrasikan permainan atau papan permainan dalam kegiatan belajar dapat membuat proses pembelajaran lebih menarik. Ini juga dapat meningkatkan keterlibatan murid dan membantu mereka belajar dengan cara yang menyenangkan.

7. Membuat Suasana Ruangan yang Berbeda: Mengubah suasana ruangan secara berkala dapat memberikan pengalaman baru bagi murid. Misalnya, guru dapat mendekorasi kelas sesuai dengan tema tertentu atau menciptakan sudut-sudut belajar yang berbeda untuk meningkatkan minat dan motivasi murid.

Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, guru dapat menciptakan disiplin positif yang tidak hanya mendukung pembelajaran tetapi juga membantu pengembangan karakter murid. Sdncikerut-red